Di Luar Kendali
[Prolog]
Kita tidak pernah bisa memilih, pada siapa kita jatuh cinta. Cinta selalu menemukan jalannya sendiri. Random, bahkan bisa pada seseorang yang tidak pernah di duga sebelumnya. Seperti kisah cinta berikut ini, banyak yang mengatakan cerita cinta kali ini salah. Kenapa salah? Siapa hakimnya?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------.
"go Kenzo! go Kenzo! go! Kenzo! Uuuuuuuuuwwww!,"
Teriakan pendukung Kenzo terdengar sangat nyaring di stadion basket Gajayana. Malam hari yang dingin, terasa panas karena pertandingan basket antara dua sekolah ter-keren di Surabaya saling menunjukkan kemampuannya. Pusat perhatian kali ini tertuju pada Kenzo. Bagaimana tidak Kenzo berkembang menjadi sosok center dengan tinggi 170 cm yang memiliki kemampuan menyerang di bawah ring dan tembakan jarak jauh yang sama baiknya dengan orang yang lebih tinggi darinya. Pertandingan awal, sebelum pertandingan final malam ini, Kenzo berhasil memukau penonton dengan akurasi yang cukup bagus. Dalam satu babak pertandingan, Kenzo berhasil mencetak 9 kali three-point meskipun 2 diantaranya meleset.
Kemampuannya bermain basket sudah tidak perlu diragukan. Namun, sisi lain yang sangat menarik perhatian adalah parasnya yang tampan serta attitude yang baik. Hal menyebalkan dari semua fakta yang keren itu adalah, Kenzo sudah memiliki kekasih. Ya... banyak yang penasaran siapa sosok lucky girl itu, karena Kenzo hanya mengakui tanpa pernah menunjukkan di depan umum.
"kereeen! selalu membanggakan kau!", sambut Kiki dengan tangan terbuka lebar bersiap memeluk Kenzo.
Kiki merupakan teman dekat Kenzo sejak awal masuk SMA sampai kelas 11 (saat ini). Kiki selalu setia menemani Kenzo saat ada pertandingan basket. Dimanapun. Banyak wanita yang iri dengan Kiki. Badannya yang bagus, selalu wangi, pandai berbicara dan juga memasak. Hal itu lah yang membuat banyak wanita berfikir kalau Kiki adalah lucky girl yang selama ini di cari-cari. "Ah! tapi mana mungkin?", pikir sebagian besar penggemar Kenzo. Karena sepertinya mereka hanya berteman. Lagipula tidak mungkin Kenzo dan Kiki bersama, yang benar saja.
"Zoo....", panggil Kiki dengan lirih dan ragu
"hmmm, kenapa?", jawab Kenzo sambil fokus memegang kendali Toyota Land Cruiser 1980 putih, bekas Papanya yang diberikan ke Kenzo.
"mmmmm, gak jadi deh", ucap Kiki dengan penuh keraguan.
"kenapa sih? cerita-cerita. Sini aku dengerin", tanya Kenzo
"beneran, gak papa kok. Kamu mau makan apa hari ini? Untuk sang juara, kali ini Kiki yang traktir. Gak boleh nolak!", nadanya berubah dengan cepat menjadi riang dan memanja. Sejenak Kenzo lupa untuk mengintrogasi pertanyaan yang ragu-ragu diungkapkan Kiki.
"hahahaha, biasa aja. Kan Kenzo emang sering menang. Lagian Kiki emang lagi punya banyak duit?!", goda Kenzo
"ih, ngeremehin banget sih!", ucap Kiki dengan muka cemberut.
"ngambek nih ngambek. Kalo aku belok ke Gostu Gelato, ada yang mau nemenin turun gak ya?", ajakan maut Kenzo.
Kiki hanya tetap membuang muka, dengan tangan yang bersilang di depan dadanya. Kenzo terus mengodanya mulai dari colek-colek lengannya sampai memencet hidung Kiki biar dia mengeluarkan suara.
"ih! bauk tangan mu!", akhirnya Kiki bersuara kembali.
"iya tadi habis garuk-garuk pantat. Habis gatel banget", goda Kenzo sekali lagi. Kiki refleks memukul Kenzo yang hanya membalas dengan tawaan puas, melihat Kiki marah-marah.
"Udah-udah sakit hahahaha! Udah ya jangan ngambek. Kan Kenzo udah pernah bilang. Kalau sama Kenzo, Kiki gak usah mikir masalah bayar. Biar Kenzo semua yang handle. Itu prinsip pria sejati", jelas Kenzo sedikit serius kali ini.
"Tapi kan, Kiki juga pengen sekali-kali gantian bayarin Kenzo"
"ya, nanti aja. Karena sekarang Kenzo yang menang dan dapat hadiah banyak. Kali ini Kiki harus nurut sama Kenzo"
"HUHH! Dasar curang! Kalau Kiki harus menang apa dong biar bisa traktir balik Kenzo?"
"Ssssst, Kiki udah cukup menang di hati Kenzo", ucap nya sambil mengelus kepala Kiki. Seketika Kiki salah tingkah, pipinya memerah dan bibirnya mengatup rapat seolah menahan rasa bahagia yang meledak-ledak dihatinya. Begitu pula dengan Kenzo, setelah menyadari perlakuan serta ucapannya secara misterius hatinya berdegup kencang.
Sesaat suasana di mobil menjadi canggung, hanya suara radio yang memutarkan musik-musik terbaru serta informasi seputar keadaan lalu lintas.
--------
Sesampainya di rumah Kiki, mereka berdua masih terlihat salah tingkah. Ketika Kiki hendak turun,
"Kik....", ucap Kenzo
"ya?", jawab Kiki sepersekian detik dan langsung menoleh ke arah Kenzo.
"Aku suka kamu", ucap Kenzo, singkat.
Kiki mematung sekali lagi. Dia tidak pernah menduga Kenzo akan mengatakannya terlebih dulu.
"gak papa, gak usah di jawab dulu. Kamu masuk aja dulu. Selamat istirahat, Kik", ucap Kenzo secara terburu seolah tidak siap mendengar jawaban Kiki. Begitu juga Kiki yang bingung harus bersikap seperti apa.
Dibukanya pintu mobil itu perlahan. Kiki mulai turun dengan sangat pelan. Ketika hendak menutup pintu mobil, Kiki membukanya kembali dan berkata,
"Zoooo"
"ya? ada yang ketinggalan?"
"aku juga suka kamu!", dijawabnya cepat diiringi dengan aksi menutup pintu mobil dan segera berlari memasuki rumah.
Kenzo terdiam sesaat, sebelum akhirnya berteriak "YEEEEESSSS, YUHU!!!!!!!!"
Kenzo segera putar balik dan mengemudi dengan sangat kencang, sekencang hatinya yang sedang berdebar. Dia ingin segera sampai rumah dan menyapa Kiki kembali melalui telfon.
---------
Belum juga sampai rumah, Kiki menelfon saat Kenzo di sedang di jalan. Namun, suara telfon itu tidak terdengar karena musik yang dinyalakan Kenzo begitu kencang. Sesampainya Kenzo di rumah, dia melihat notification "5 panggilan masuk tidak terjawab". Kenzo buru-buru memarkirkan mobilnya dan masuk dalam rumah.
"Hallo Ma, Pa!", sapanya saat masuk ruang keluarga
"hallo anak ku, selamat anak ganteng!!", sambut mamanya yang sampai rumah lebih dulu
"good job, Njo! Papa bangga!", puji Papa Kenzo sambil menepuk pundaknya
"semua juga berkat dukungan mama dan papa, Kenzo bisa begini. Kenzo naik dulu ya ma, pa", ucap Kenzo yang tidak sabar untuk ngobrol dengan Kiki melalui telfon.
Baru saja Kenzo, memasuki kamar. Handphone nya kembali berdering. Kenzo tersenyum, melihat nick name Kiki yang tampil di screen.
"Hallo?", sapa Kiki
"iya hallo, ada apa kik?"
"udah sampe rumah?"
"udah dong, aku mandi dulu ya nanti kita ngobrol lagi"
"Zooo, bisa kesini gak?"
"Kenapa?"
"di rumah lagi gak ada orang. Aku takut"
"Ibu, Kak Rina, Kak Nia, sama Kak Ika ke mana?", tanya Kenzo penasaran
"Bude di Jakarta tadi siang meninggal dunia, jadi mereka berangkat tadi siang. Mungkin baru balik 2 hari lagi. Kataya tadi aku sulit dihubungi jadi aku kebagian jaga rumah"
"oke! tunggu ya. Aku langsung kesana!"
Tanpa berfikir panjang, Kenzo segera mengemas baju dari lemari dan lari ke bawah.
"Loh, Njo mau ke mana lagi?", tanya Papa Kenzo
"mmm, Ma, Pa. Bude Kiki meninggal dunia. Kenzo nginep di Kiki hari ini boleh?"
"ya ampun, kasihan sekali. Semua ke Jakarta kecuali Kiki?"
"iya ma, boleh ya?"
" hmm okelah, tapi hati-hati ya nak. Salam buat Kiki dari mama sama papa"
"iya ma, berangkat dulu ya. Oh iya, Kenzo mau bawa motor aja ya!"
"tumben Njo?"
"bosen naik mobil terus, hehe"
"ada-ada aja. yaudah sana. Eh, tapi kalau nginep tidurnya jangan malem-malem loh ya!"
"oke ma!!"
Dinyalakannya motor kasik Norton Commando yang di beli ayah nya sejak awal tahun 2016. Tahun pertama motor itu masuk di Indonesia. Ditariknya gas motor dengan sangat kencang seolah Kenzo tidak sabar untuk segera sampai di rumah Kiki
---------
"Kringggg.... Kringggg...", bel rumah Kiki berbunyi
Kiki segera berlari untuk membuka gerbang untuk Kenzo. Sesampainya di dalam rumah, Kiki membuka jaket yang ia kenakan saat menyambut Kenzo. Wangi parfumnya semerbak mewangi di setiap sudut rumah.
"beneran ini di rumah gak ada orang?", tanya Kenzo berusaha meyakinkan diri. Kiki hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Kenzo mau makan apa? Biar Kiki pesen lewat Yok Food", tanya Kiki
"Original thick-burger, onion rings dua, crisscut fries minumnya cola", jawab Kenzo cepat
"hahaha, menu paten tuh kayaknya", goda Kiki
Segera dia pesankan makanan itu melalui aplikasi pintar di jaman yang serba modern ini.
"yah, datangnya agak lama nih. Resto deket rumah lagi tutup", tambah Kiki
"gak papa, kita kan punya waktu sampai pagi", goda Kenzo
Mereka pun segera masuk ke kamar Kiki. Sembari menunggu makanan pesanan mereka datang.
"Zoo, enaknya ngapain ya?", tanya Kiki yang duduk terdiam disamping Kenzo yang juga diam mematung diatas kasur tempat Kiki biasa tidur.
"Kenzo juga gak tau, hehe", jawabnya sambil mengaruk-garuk kepalanya meskipun tidak merasa gatal.
"Oh iya, nonton film yuk. Kiki lagi pengen liat Midsommar (genre: horror/drama). Kenzo udah pernah liat belum?"
"kan belum sempat, waktu itu aku ada spparing basket sama SMA Kompleks"
"oh iya, yaudah sekarang liat yuk. Bentar, Kiki nyalain TV nya dulu"
Segera dia nyalakan TV, dikecilkannya suhu ruangan saat itu, dan lampu mulai dimatikan. Kiki segera mengambil posisi di bawah selimut, Kenzo mengikuti. Sesaat setelah dua puluh menit film di putar, Kiki dengan tiba-tiba memeluk Kenzo yang sedang duduk bersandar papan kasur. Kenzo membalas dengan belaian lembut di bahu Kiki. Suasana yang tercipta begitu hangat meski suhu ruangan begitu dingin.
"Zooo, Kiki udah laper", manja Kiki sambil mendongakkan kepalanya ke arah Kenzo.
Menyadari jarak wajah mereka yang sangat dekat, tanpa jeda dan aba-aba Kenzo segera mendaratkan ciuman tepat di bibir Kiki. Kiki mematung sesaat sebelum pada akhirnya mereka larut dalam suasana. Mereka benar-benar di luar kendali, kali ini. Saat Kiki hendak menanggalkan pakaiannya, suara bel rumah Kiki berbunyi.
"Sepertinya itu pesanan kita", seru Kiki
"ah sial!", batin Kenzo
"aku ambil makanannya dulu ya!"
Kenzo mengecup kembali bibir Kiki tanpa menjawab apapun.
-----
Tanpa sadar Kiki berlari menemui pengantar makanan tanpa outer (pakaian luar). Dia terlihat masih mengenakan singlet yang terlihat sangat berantakan, serta short pans legging. Ketika sadar Kiki menyilangkan kakinya sambil menutupi bagian dadanya dengan tangan.
"Kak Kiki ya?"
"iya mas, saya. Berapa ya?"
"total semuanya 350.000 rupiah"
"ini ya mas uangnya"
Diberikannya uang dan diterimanya pesanan sesuai aplikasi.
"gimana? kurang mas uangnya?"
"oh ini kelebihan 50.000"
"udah gak papa, buat mas aja"
"beneran ini?"
"iya mas, makasih ya", Kiki segera berlalu
Sangking senangnya pengantar makanan itu mengucapkan terimakasih sambil berteriak.
"TERIMAKASIH MASSSSS KIKIIII, LANCAR REJEKINYA MASSS".
Benar, mas!. Bukan salah ucap apalagi salah tulis.
-----------------------------------------------------------------
Kiki hidup dengan Ibu dan 3 saudara perempuannya. Sejak kecil dia selalu bermain permainan perempuan, berdandan seperti perempuan, semua hal tentang perempuan mendominasi. Hal tersebut membuat sifat feminimnya muncul. Sosok ayah yang harusnya menjadi panutan tidak penah dia dapatkan. Dimana seharusnya dia menjadi pelindung nyatanya malah sebaliknya. Kiki merasa nyaman dan mendapatkan hal yang belum pernah dia dapatkan dikeluarganya.
Begitu sebaliknya. Kenzo sebagai anak pertama yang sangat merasakan kesepian. Berulang kali menjalin cinta dengan banyak wanita tapi selalu gagal. Karena mereka hanya melihat Kenzo dari segi materi dan parasnya saja. Pada akhirnya Kenzo sendiri yang tersakiti, karena sering di duakan atau bahkan dikhianati.
Dua pemuda di luar kendali. Siapa berani menghakimi? Bukankah kamu yang menjadi hakim untuk jalan hidup mu sendiri?
Comments
Post a Comment